6 Tokoh yang Mendapatkan Gelar Pahlawan Nasional di Tahun 2018
Squad, tercatat sudah ada 173 tokoh yang mendapatkan gelar pahlawan nasional. Nah dalam rangka Hari Pahlawan Nasional tahun 2018 ini, Presiden Jokowi melalui Keputusan Presiden Nomor 123/TK/Tahun 2018 tahun 6 November 2018 memberikan gelar pahlawan nasional kepada 6 tokoh di Istana Negara, Jakarta. Menteri Sosial, Agus Gumiwang mengungkapkan, keenam pahlawan nasional tersebut dinyatakan memenuhi syarat umum dan khusus sesuai peraturan yang berlaku. Siapa saja pahlawan yang baru mendapatkan gelarnya ini? Check these out! 1. Abdurrahman Baswedan (Jurnalis, Diplomat) Lahir: Surabaya, 9 September 1908 Wafat: Jakarta, 16 Maret 1986 Abdurrahman Baswedan (Sumber: sindonews.com) Abdurrahman Baswedan adalah tokoh yang terlibat dalam dunia pergerakan demi mewujudkan kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia. Beliau merupakan kakek dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Sebagai keturunan Arab, beliau konsisten memperjuangkan integrasi keturunan Arab ke dalam bangsa Indonesia dan menyuarakan cita-citanya di dalam kelompoknya serta masyarakat luas. Perjuangannya dilakukan melalui bidang jurnalistik, yaitu dengan tulisannya di berbagai surat kabar. Beliau juga aktif dalam dunia kepartaian melalui Partai Arab Indonesia (PAI) dan tergabung dalam BPUPKI. Setelah pensiun dari dunia politik, beliau kemudian meneruskan perjuangannya melalui pendidikan, dakwah, dan budaya. 2. Depati Amir (Pemimpin Rakyat) Lahir: Mendara, Pulau Bangka, 1805 Wafat: Kupang, Nusa Tenggara Timur, 28 September 1869 Depati Amir (Sumber: tribunnews.com) Depati Amir dianggap sebagai tokoh yang memelopori perjuangan rakyat Bangka melawan kolonisasi Belanda. Beliau tercatat ikut berjuang menentang penjajahan Belanda dalam rentang tahun 1820-1828 bersama saudaranya Depati Hamzah. Nama Depati Amir sendiri telah diabadikan menjadi nama bandara utama Kepulauan Bangka Belitung, yaitu Bandara Depati Amir. Perjuangan Depati Amir sendiri dimulai saat beliau meninggalkan jabatan pemberian Belanda dan memilih memimpin pertempuran di hutan-hutan Pulau Bangka. Perjuangannya terhenti saat beliau tertangkap dan diasingkan ke NTT. 3. Kasman Singodimedjo (Ketua KNIP 1945-1950) Lahir: Poerworedjo, 25 Februari 1904 Wafat: Jakarta, 25 Oktober 1982 Kasman Singodimedjo (Sumber: ngelmu.id) Kasman Singodimedjo merupakan komandan dari tentara Pembela Tanah Air (PETA) dan ikut dalam pasukan pengamanan saat upacara pembacaan teks proklamasi kemerdakaan RI. Beliau juga menjadi salah satu anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang ikut merumuskan naskah pembukaan UUD 1945. Setelah kemerdekaan, Kasman kemudian diangkat menjadi Ketua Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dalam parlemen pertama Indonesia yang menjadi cikal bakal DPR saat ini. Beliau juga adalah Jaksa Agung kedua yang memelopori pembenahan organisasi Kejaksaan Agung, pemimpin Badan Keamanan Rakyat, dan memelopori pembentukan Tentara Keamanan Rakyat sebagai awal dari TNI. 4. H. Pangeran Mohammad Noor (Menteri Pekerjaan Umum, Gubernur Kalimantan) Lahir: Martapura, 24 Juni 1901 Wafat: Jakarta, 15 Januari 1979 H. Pangeran Mohammad Noor (Sumber: detik.com) Pangeran Mohammad Noor merupakan anggota Jong Islamieten Bond yang telah berjuang bersama rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan sejak beliau masih kuliah di THS Bandung. Sebagai Gubernur Kalimantan, beliau juga melakukan pelatihan militer kepada para pemuda Kalimantan untuk kemudian diterjunkan ke medan perang dan berjuang melawan Belanda di Kalimantan. Beliau juga melakukan berbagai pengembangan yang banyak membawa kemajuan dalam bidang pembangunan di Kalimantan. 5. Agung Hajjah Andi Depu (Bangsawan Kerajaan Mandar) Lahir: Tinambung Poliwali Mandar, 19 Agustus 1908 Wafat: Makassar, 18 Juni 1985 Agung Hajjah Andi Depu (Sumber: brillio.net) Andi Depu merupakan sosok perempuan pemberani yang mengangkat senjata demi melawan penjajah Belanda dari tanah Mandar. Beliau adalah seorang bangsawan dan Ibu Agung yang diangkat menjadi Raja ke-51 Kerajaan Balanipa. Dengan statusnya tersebut, beliau gigih melawan dan mengusir Belanda walaupun harus rela meninggalkan kerajaan dan turun bersama rakyat. Perjuangannya ini pun ditentang oleh suaminya hingga berujung perceraian. Beliau juga terus mengobarkan semangat pemuda pemudi Mandar dengan mendirikan berbagai orginisasi pemuda. 6. Brigjen K.H. Syamâun (Anggota PETA, Bupati Serang) Lahir: Cilegon, Banten, 5 April 1894 Wafat: Cilegon, 2 Maret 1949 Brigjen K.H. Syamâun (Sumber: wikipedia.org) Brigjen Syamâun menjadi pelopor pengajaran Islam tradisional melalui Al-Khairiyah di Banten yang kemudian tersebar di Jawa hingga Sumatera. Beliau juga pernah bergabung dengan Pembela Tanah Air (PETA) dan terlibat dalam pembentukan pemerintah daerah untuk kemudian diangkat menjadi Bupati Serang. Syamâun memiliki semangat yang tinggi untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui pendekatan pendidikan. Beliau juga mengirimkan kader-kader terbaik dari Banten dalam proses kemerdekaan Indonesia. Squad, gelar pahlawan nasional adalah gelar yang diberikan kepada seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah Indonesia. Mereka yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan, menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa. So, tidak sembarang orang bisa mendapatkan gelar ini Squad. Kalau kamu siapa sih pahlawan menurutmu? Tulis di kolom komentar ya. Ayo, terus fokus belajar dan jadi pahlawan bagi dirimu sendiri melalui ruangbelajar! hbspt.cta._relativeUrls=true;hbspt.cta.load(2828691, '62700d92-1aae-4202-a1e5-0542d3acc323', {"useNewLoader":"true","region":"na1"});
Posting Komentar untuk "6 Tokoh yang Mendapatkan Gelar Pahlawan Nasional di Tahun 2018"