Bagaimana Sistem Pendidikan Indonesia Dibanding Negara Lain?
Dalam rangka hari pendidikan internasional, tim Ruangbaca mencoba membandingkan sistem pendidikan di berbagai negara. Mulai dari Finlandia, Singapura, Jepang, Tiongkok hingga Tiongkok. -- [Peringatan: tulisan ini panjang, tapi seru. Barangsiapa yang berhasil baca sampai akhir dan komentar niscaya mendapat kemudahan di jam sekolah] Berkat kalimat âMasa SMA adalah masa yang paling indahâ yang entah beredar dari mana, mengenakan seragam putih abu-abu menjadi mimpi kecil sebagian mereka yang masih SD maupun SMP. Termasuk saya. Selulusnya dari SMP, saya menanti-nanti, masa seru seperti apa yang akan saya dapat di tiga tahun ke depan? Anak kecil dalam dada saya telah tumbuh menjadi laki-laki dengan celana yang diturunkan sepinggul, lengkap dengan ikat pinggang berkepala besar dan kaos junkies yang memperlihatkan bentuk badan yang terlalu banyak tulang. Kala itu, masa SMA saya dipenuhi film berlatar SMA. Mulai dari Ada Apa Dengan Cinta (AADC), hingga Catatan Akhir Sekolah. Di kepala saya, seperti ada peraturan tidak tertulis yang menyatakan kalau SMA adalah satu-satunya masa yang mewajarkan saya untuk jadi anak nakal. Tentu, ini pandangan yang salah. Dan tentu, satu-satunya hal nakal yang saya lakukan adalah ketika acara pensi, sewaktu band metal bermain dan teman-teman yang lain berkerumun di tengah lapangan untuk moshing, saya justru berteriak mantap: âYomaaan!â Insting reggae saya tidak bisa dikalahkan. Ketika itu saya sama sekali tidak memahami pentingnya pendidikan. Bahwa SMA adalah bunyi tembakan sebelum para pembelajar melesat keluar dari garis start menuju sesuatu bernama kehidupan. Bagaimana materi SMA secara tidak langsung melatih kemampuan saya dalam berpikir logis, mengambil keputusan, dan membentuk kerangka berpikir yang saya gunakan hingga saat ini. Alih-alih, lingkungan saya malah menganggap sekolah seperti penjara yang mengekang. Ini terlihat dari berbagai kesan dan pesan yang ditulis anak kelas tiga di buku tahunan. Mulai dari yang bilang: âSekolahku penjaraku!â sampai yang blak-blakan âPak D*ddy ngasih peer mulu! Kita gak cuma belajar biologi aja, Pak! Kimia, fisika, matematika juga! Bapak, sih, enak ngajarnya itu doang. Kita semuanya!â Padahal, pak D*ddy pas SMA juga belajar semuanya. Sekarang, setelah bergabung bersama Ruangguru, sedikit banyak saya mencari tahu soal pendidikan. Mata saya yang selama ini menyipit karena hanya melihat dari sudut pandang murid, pelan-pelan terbuka. Saya malah penasaran: âSebenarnya, kayak apa, sih, pendidikan yang dimauin di Indonesia ini? Lalu, bagaimana dengan sistem pendidikan di belahan bumi lain?â Pertanyaan ini membawa saya kepada laki-laki bernama Suwardi Suryaningrat. Penggagas Taman Siswa. Kamu mungkin mengenalnya dengan Ki Hajar Dewantara. Orang ini, kalau kamu belum tahu, adalah salah satu jagoan saya. Bagaimana tidak, sewaktu Belanda menyelenggarakan pesta di Indonesia, dia kepikiran untuk membuat surat protes. Andai Aku Seorang Belanda, tulisnya di koran De Expres. Pedes gak tuh? Protesnya pakai satir.. Kepeduliannya terhadap pendidikan juga terlihat dari konsep ajar sistem among (kekeluargaan). Dia juga bilang kalau mendidik anak adalah soal mendidik rakyat. Bahkan, dalam Pusara (1940), dia bilang kalau tidak baik menyeragamkan hal-hal yang perlu diseragamkan. Dia ngomong gitu di zaman belanda, men. Sembah. Kalau penasaran sama detail orang ini, kamu bisa ketik aja di kolom search ruangbaca ini pake âKi Hajar Dewantaraâ, atau âSuwardi Suryaningratâ, atau coba klik di sini aja. Biasanya, sih, kalau ngomongin dia, topik akan berlanjut dengan membandingkan semangat pendidikan yang dia bawa dengan kenyataan di Indonesia sekarang. Berhubung angkatan saya beda dengan you you sekalian, jadi kita coba diskusi di kolom komentar aja ya. Kayak gimana, sih, cara guru mengajar, poin yang bisa kamu ambil di sekolah, atau kebiasaan kamu belajar di sekolah. (function(d,s,id){var js,fjs=d.getElementsByTagName(s)[0];if(d.getElementById(id))return;js=d.createElement(s);js.id=id;js.src='https://embed.ex.co/sdk.js';fjs.parentNode.insertBefore(js,fjs);}(document,'script','playbuzz-sdk'));
Posting Komentar untuk "Bagaimana Sistem Pendidikan Indonesia Dibanding Negara Lain?"