
Apakah kamu tahu kearifan lokal di daerah tempat tinggalmu?
Hmmm….di era globalisasi ini seringkali kita merasa bingung dalam memahami budaya budaya lokal di lingkungan sekitar kita. Kearifan lokal yang seharusnya menjadi ciri khas dan perekat antar individu dan kelompok di masyarakat. Pada kenyataannya, perlahan-lahan tersisihkan dengan kehadiran tren-tren baru dari budaya luar negeri. Maka dari itu, di abad 21 yang serba digital ini, bisakah komunitas dalam masyarakat diberdayakan dengan pemanfaatan kearifan lokal? Pada dasarnya, kearifan lokal tidak hanya berlaku secara lokal pada budaya tertentu, tetapi dapat dikatakan bersifat lintas budaya. Artinya kearifan tersebut dapat membentuk nilai budaya yang bersifat nasional. Hampir di setiap budaya lokal di Indonesia dikenal kearifan lokal yang mengajarkan gotong royong dan toleransi terhadap sesama. RG Squad pasti tahu
dong contoh nyata dari kearifan lokal tersebut?
Yap, salah satunya bisa dengan kerja bakti lingkungan yang tentunya mengajarkan kita kerja sama dan tenggang rasa Dalam kearifan lokal pasti terdapat etika dan nilai moral yang terkandung. Umumnya, etika dan moral ini diajarkan turun-temurun dan diwariskan dari generasi ke generasi melalui sastra lisan. Sastra lisan di sini salah satunya adalah peribahasa, pepatah,
folklore, semboyan, dan manuskrip. Maka dari itu,
kearifan lokal dapat dipandang sebagai identitas bangsa, apalagi di Indonesia yang memungkinkan kearifan lokal berubah dan bergerak secara lintas budaya yang pada akhirnya melahirkan budaya nasional.
Umat Islam melaksanakan sholat Idul Fitri di halaman Gereja Kayutangan, Malang sebagai bentuk toleransi beragama dalam kearifan lokal. (sumber: bolehmerokok.com) Meskipun selalu ada upaya pewarisan kearifan lokal dari generasi ke generasi, tidak ada yang bisa menjamin bahwa kearifan lokal tidak akan kalah dengan globalisasi yang menawarkan gaya hidup yang makin pragmatis dan konsumtif. Selain itu, kearifan lokal dari masing-masing daerah pun memiliki kedinamisan yang berbeda dalam menghadapi pengaruh dari luar. Ada beberapa kearifan lokal yang memang lebih rentan terkikis oleh budaya luar dan dampaknya bisa menimbulkan berbagai masalah sosial di masyarakat. Masalah sosial ini kemudian dapat menimbulkan ketimpangan sosial, sehingga diperlukan upaya untuk mengatasinya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan kembali melakukan
pemberdayaan komunitas berdasarkan kearifan lokal.

RG Squad, kita memang tidak bisa menghadang laju perkembangan globalisasi. Namun, sebagai masyarakat Indonesia kita juga harus berusaha melakukan pemberdayaan terhadap komunitas dengan memanfaatkan kearifan lokal yang ada.
Yuk, kita sama-sama jaga dan ajarkan kearifan lokal yang ada di Indonesia kepada orang yang kita sayangi. Ingin diskusi lebih mendalam tentang Sosiologi?
Yuk gabung di
ruangguru digitalbootcamp! Kalian bisa berdiskusi bersama tutor yang andal dan teman-teman seluruh Indonesia.

hbspt.cta._relativeUrls=true;hbspt.cta.load(2828691, 'a8fcffa5-1a4a-4bf5-807c-9032c1c73e45', {"useNewLoader":"true","region":"na1"}); Referensi: Kymlicka, Will. 2002.
Kewargaan Multikultural. Jakarta: LP3ES. Sumber Gambar: https://bolehmerokok.com/2019/08/ingatan-masa-kecil-dalam-seonggok-daging-iduladha/
Posting Komentar untuk "Pemberdayaan Komunitas dengan Pemanfaatan Kearifan Lokal di Abad 21"