3 Ejaan Bahasa Indonesia yang Sering Salah Digunakan dan Pembahasannya
Hai, RG Squad! Pernah nggak setelah update di Instagram terus tiba-tiba ada yang DM bilang ejaan atau cara tulis kamu salah? Padahal kamu merasa banyak teman-teman lain yang juga menulis dengan cara yang sama? Yap, memang ada beberapa penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) yang seringkali salah, tapi lumrah dilakukan. Nah, berikut tipsnya agar kamu nggak melakukan kesalahan lagi berdasarkan Pedoman Umum EBI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Simak ya! Pedoman umum EBI bisa diunduh di website resmi Kemendikbud. (Sumber: gurune.net) 1. Penggunaan kata depan 'di' dan 'ke' yang disambung dan dipisah Banyak dari kita yang menggabungkan kata depan 'di' dan 'ke' dengan nama tempat atau arah. Namun sebenarnya jika 'di' dan 'ke' sebelum nama tempat atau arah haruslah dipisah. Seperti di selatan, di Kota Jakarta, di sana. Akan tetapi, kalau kata depan 'di' dan 'ke' yang diikuti kata selain penunjuk kata tempat bisa digabung. Seperti diterima dan kegunaan. Mudah ya, Squad? 2. Kata atau ungkapan asing ditulis dengan huruf miring Kata atau ungkapan asing ditulis dengan huruf miring. (Sumber: ayobuka.com) Untuk ungkapan atau kata dalam bahasa asing atau bahasa daerah ditulis dengan huruf miring, misalnya:
- Ungkapan bhineka tunggal ika artinya berbeda-beda tapi tetap satu jua.
- Annyeonghaseyo adalah sapaan umum dalam percakapan orang-orang Korea.
Posting Komentar untuk "3 Ejaan Bahasa Indonesia yang Sering Salah Digunakan dan Pembahasannya"